Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 20:16:41【Sehat】984 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu produk sayuran hasil budidaya pemuda di Lumajang, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Lumaja

Jakarta (ANTARA) - Seorang pemuda kreatif asal Lumajang, Jawa Timur menyulap limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemuda bernama Asriafi Ath Thoriq melihat limbah MBG bukan sebagai sampah belaka, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
"Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa mencipngakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," ujar Asriafi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemuda penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa tersebut berhasil mengolah eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan seorang petani muda, Dzaki Fahruddin, dari Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG yang diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
Baca juga: Menteri LH dukung daerah tingkatkan kapasitas kelola limbah dari MBG
"Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan," ujar Dzaki.
Dari proses tersebut, ia bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh lebih subur dengan biaya produksi lebih hemat. Para petani lain yang awalnya skeptis, kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa," ucapnya.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda Lumajang tersebut. Menurut dia, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari ekonomi sirkuler di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG ngak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan limbah menjadi ngak terbuang percuma, tapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar," kata Hida.
Ia berharap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif, sehingga program MBG hadir ngak hanya untuk menyehatkan anak-anak, tapi memakmurkan desa.
Baca juga: Ini prosedur aman SPPG Cinere mulai pilih bahan hingga olah limbah MBG
Baca juga: Limbah MBG SPPG Palmerah dimanfaatkan untuk dua hal ini
Suka(12)
Artikel Terkait
- Dinkes DKI lakukan monev pantau kasus COVID dan ISPA
 - Pemerintah: Ekspor udang ke AS wajib bersertifikat bebas radioaktif
 - Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat
 - BGN Pasaman Barat apresiasi SPPG yang mulai bagikan MBG
 - Kemenpar hadirkan tur gastronomi di Pameran Pangan Nusa 2025
 - Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
 - PBB: Dana kemanusiaan global 2025 baru terpenuhi 21 persen
 - Pakar sarankan Prabowo usung Jusuf Kalla jadi pemimpin sementara Gaza
 - Pakar nilai penguatan pengawasan dan kualitas gizi kunci sukses MBG
 - PBB alokasikan dana tambahan untuk dukung operasi kemanusiaan di Gaza
 
Resep Populer
Rekomendasi

BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan

Pemkab Jayapura: Program MBG harus menjangkau semua masyarakat

1.938 pelajar di pulau penyangga Batam mulai dapat MBG

Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serenngak

Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi

Pemerintah sebut produk cengkih terpapar Cs

Kemenkes sebut 315 SPPG kini punya sertifikat laik higiene

KBRI Yangon apresiasi kemenangan Garuda Pertiwi atas Makau